Pandemi Covid 19 yang belum jelas ujung ini tidaklah menjadi penghalang musisi untuk terus berkarya. Selain menggelar konser kolaborasi secara virtual, juga melakukan sharing aktivitas musikal melalui chanel pribadi, musisi juga ditantang berkreasi hal lain seperti yang diinisiasi sebuah perusahaan telekomunikasi, Indosat Ooredoo, yang menyelenggarakan kegiatan bertajuk ‘Collabonation Camp’ yang telah sukses digelar.
Collabonation Camp bisa dibilang semacam residensi untuk para seniman musik. Selama 7 hari 7 malam, sebanyak 7 musisi Indonesia yang telah melewati serangkaian protokol kesehatan, ditempatkan di satu tempat (yang juga taat protokol kesehatan) untuk berkolaborasi menciptakan karya. Ketujuh musisi tersebut yakni Iga Massardi, Sal Priadi, Asteriska, Kunto Aji, Baskara Putra, Rendy Pandugo, dan Petra Sihombing.
Menurut Head of Brand Management & Strategy Indosat Ooredoo, Fahroni Arifin, lewat Collabonation Camp ini mereka ingin menunjukkan kepada anak-anak muda bahwa keterbatasan bukan halangan untuk berkarya. “Dengan Collabonation Camp ini kita berharap (dapat) menginspirasi anak-anak muda, khususnya pengguna IM3, bahwa pandemi masih akan berlangsung tetapi tidak akan lantas membuat kita menyerah,” kata Fahroni dalam Intimate Screening Collabonation Camp The Series & Special Jamming Performance via Zoom kemarin, Rabu (17/2/2021).
Dalam sesi Zoom kemarin dikatakan Iga Massardi, residensi berjalan baik dan selama seminggu sangat mudah untuk adaptasi dengan musisi lainnya. Hasil “karantina” itu lahir tiga buah lagu diciptakan oleh tujuh musisi yakni “Irama”, “Putaran” dan “Angin di Lautan”.
“Secara tema, tiga lagu ini tidak jauh-jauh dari “how to survive,” ujar Iga Massardi, penggawa Barasuara yang bertindak selaku produser untuk tiga lagu tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan, lagu Irama memiliki nuansa kontemplasi yang disajikan dengan musik cheerful dan up beat. Sedang untuk judul Putaran, tema yang sama dibawakan dengan nuansa akustik yang lebih intim dan sensitif. Sementara untuk judul Angin di Lautan, Iga menganalogikannya sebagai puncak kontemplasi, yakni memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya. Semoga dimasa mendatang proyek kolaborasi kreatif terus berlangsung. [med/t03n/foto:Indosat]