BAND ini bernama LARS. Apa yang kamu bayangkan? Ah, jangan-jangan aparat ngeband pake sepatu lars? Ah, bukan. Mereka memang mengambil filosofi dari sepatu lars yang banyak dipakai untuk aktivitas berat. “Sepatu itu kan kuat ketika dipakai di segala medan. Kita maunya juga begitu, bisa kuat menghadapi persaingan di industri musik ini,” ucap Fabby –vokalis—ketika ngobrol dengan penulis.
Oh ya, LARS adalah band Jakarta yang terbentuk karena kesamaan hobi dan kedekatan tempat tinggal. Personilnya adalah Febby [vokal], Jati [gitar], Teddy [bass], Dewa [gitar], dan Alan [drum]. “Lars juga bisa diartikan Larangan Selatan, daerah tempat kita tinggal loh mas,” celetuk Jati sambil terkekeh.
Lars adalah band alumni LA Indifest 2010, dimana mereka masuk ke posisi tiga besar dan sudah dibuat kompilasinya. Kali ini mereka melempar single baru ‘Cinta Sudah Mati’ yang menurut personilnya, bicara soal cinta tapi lebih kepada cinta kepada kemanusiaan. Tema yang agak berat memang. “Kita menyoroti soal ibu yang membuang anak, anak yang kurang ajar kepada orangtuanya. Lebih kepada kondisi sosial sebenarnya,” tukas Faby yang membuat lirik bareng Jati.
Yang menaarik, meski disebut-sebut sebagai band indie, Lars menolak kalau kemudian hanya diposisikan sebagai band indie itu sendiri. “Kita tidak pernah mengkotakkan dan membedakan. Semangat indie itu yang mempengaruhi musikalitas kita, “ jelas Alan semangat.
Tidak ada target muluk-muluk, karena Lars sadar persaingan di industri musik sangat padat. “Beberapa personil kita sudah pernah ngeband dan rilis album, jadi kita tahu petanya. Target kita tidak muluk-muluk, yang penting oranng terhibur dan suka dengan lagu kita,” jelas Tedy yang tampaknya paling pendiam di band ini. [joko]