Kelompok musik legendaris Indonesia, Slank, memilih untuk tidak pernah menerima tawaran mengisi acara kampanye dalam setiap kali ajang pemilihan umum. "Sejak awal berdiri Slank 30 tahun lalu selalu ada yang meminta kami untuk bermain di ajang kampanye, tapi kami enggak pernah mau ambil," kata Bimbim, penggebuk drum Slank, di Jakarta, Jumat 28 Maret 2014.
Bimbim dengan tegas mengatakan Slank selalu berada di posisi netral. "Kami tidak pernah bermain di partai mana pun dan tak pernah mau terima job kampanye. Selalu, setiap pemilu," kata pria yang kini terlihat segar karena telah lama putus hubungan dengan narkoba ini.
Menurut Bimbim, jika selama musim kampanye kerap muncul bendera Slank atau bahkan foto Slank yang turut menjadi atribut yang dibawa simpatisan partai atau massa yang berkampanye, itu bukan hal baru. "Di semua partai ada Slankers juga," tutur Bimbim. Slankers adalah orang-orang yang menjadi penggemar Slank.
Namun, atas nama Slank, Bimbin menyampaikan pesan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum. "Supaya, kalau kemudian ada yang melanggar, kita bisa protes," katanya.
Toh, meski tak ingin ambil dalam ajang kampanye, bukan berarti Slank tidak melakukan aktivitas sama sekali di luar urusan musik. Bimbim mengatakan, sejak awal tahun 2014, tepatnya sejak banyak terjadi musibah dan bencana di sejumlah kota di Tanah Air, kegiatan Slank justru lebih banyak untuk urusan sosial dan kemanusiaan. "Kalau buat sosial, oke. Sejak Januari, kami lebih banyak manggung buat acara-acara sosial," tutur Bimbim. [bbs/c2/foto:rio-cinmi]