Di panggung musik tanah air, nama kelompok vokal "The Rain" sudah tidak asing lagi. Usianya yang mencapai 17 tahun bermusik membuat konsep musiknya matang dan variatif.
Kita tentu masih ingat, akhir Desember 2018 lalu, The Rain sempat menggelar konser tunggal bertajuk "bioskop hujan". Dipersiapkan selama tiga setengah bulan, dengan konsep unik yang memadukan berbagai unsur audio visual, dan—sesuai judulnya—digelar di dalam sebuah bioskop. Konser ini merangkum 17 tahun perjalanan The Rain. Sebuah perjalanan *roller-coaster* yang penuh cerita.
Hasil karya The Rain yang dibesut sejak 2013 hingga sekarang mendapat perhatian tersendiri bagi penikmat musik tanah air. Karya-karya The Rain hadir lintas generasi. Dari lagu "Dengar Bisikku" (2003) hingga "Terlatih Patah Hati" (2013). Dari "Tolong Aku" (2005) hingga "Gagal Bersembunyi" (2015). Hingga saat ini, The Rain telah merilis enam album studio yang semuanya hadir dalam format fisik dan digital.
Dalam proses penciptaan karyanya, The Rain tergolong cukup produktif. Beberapa lagu baru kabarnya sudah dipersiapkan. Dan salah satu yang sudah "matang" adalah lagu berjudul "upaya maksimal".
Pengerjaan lagu ini cukup unik. Sebagian liriknya ditulis Indra saat sedang duduk di perjalanan naik KRL "commuter line". "Saya memang kemana-mana bawa buku tulis kecil dan pena. Di atas kereta adalah salah satu tempat yang ampuh bagi pikiran untuk berkelana,” ujar Indra.
Lagu ini juga merupakan lagu pertama The Rain yang menggunakan ukulele sebagai salah satu instrumen utama. Ditambah adanya instrumen Mandolin (alat petik tradisional yang bentuknya seperti gitar), membuat lagu ini terasa berbeda dibanding lagu-lagu The Rain sebelumnya.[pr/lyz/foto:therain]