Tanggal 15 Juli 2009, Efek Rumah Kaca merilis single ke 3 (tiga) berjudul Balerina. Lagu ini berada pada urutan ke 12 (dua belas) di album Kamar Gelap yaitu album kedua yang didistribusikan oleh Aksara Records. Musik yang dilahirkan oleh band pop independen ini sedang digandrungi anak muda Indonesia, bahkan media pun selalu menyeroti apa yang dilakukan Efek Rumah Kaca. Semua itu memang tercipta atas pemikiran cerdas dan kepekaan Cholil (Gitar & Vokal), Adrian (Bass & Vokal Latar) dan Akbar (Drum & Vokal Latar) terhadap beragam medium yang agak berlebih di zaman ini.
Modal pemahaman yang mendalam terhadap banyak persoalan, membuat Efek Rumah Kaca mampu menciptakan lirik yang sejalan dengan harmonisasi musiknya. Bahkan melalui jam terbang panggung yang rutin, mereka kerap bersinggungan dengan potret-potret interaksi kehidupan. Karena semua itu, pemikiran trio ini lantas menjadi cukup tertantang dalam mencari kesimpulannya. Melalui talenta musik yang dihimpun pada akhirnya terjawab sudah pertanyaan tersebut, bahwa untuk mengatasi segala kegelisahan di dunia ternyata kita harus berusaha menjadi seimbang dalam semua hal.
Maka lebih lanjut lagi, rangkuman atensi tersebut secara ilustratif dikomunikasikan dengan metafora tarian Balerina sebagai judul lagu. Bagi Efek Rumah Kaca, keanggunan yang terpancar dari titian Balerina mampu mendefinisikan warna-warni ragam perjalanan tanpa harus merinci apapun tujuannya. Hidup bagai Balerina adalah alami dan jauh dari persepsi tak berdaya, karena keseriusan selalu mendominasi proses awal sampai menjadi begitu lenturnya. Lihatlah potongan lirik yang sangat lugas di bawah ini:
Berjingkat tidak teratur/ Seperti melantur/ Merendah, meninggi/ Meniti temali…Hidup bagai Balerina..
Alur tersebut disuguhkan melalui sebuah komposisi yang diakui Efek Rumah Kaca sebagai karya musik paling ceria dan sederhana selama mereka beralbum. Siapapun yang mendengar lagu Balerina baik di panggung atau hanya mendengar lewat albumnya, maka dipastikan akan hanyut terbawa ke dalam suasana yang tenang dan mengalir sehingga pesan atas liriknya jadi mudah dipahami secara utuh. Nuansa musik yang keluar saat lagu ini dimainkan perlahan mengingatkan kita kembali ke gaya bertutur The Smiths hingga R.E.M yang mengesankan lewat alunan gitar tekstural.
Efek Rumah Kaca terbentuk di Jakarta pada 2001. Telah merilis dua album yaitu Efek Rumah Kaca (Paviliun Records, 2007) dan Kamar Gelap (Aksara Records, 2008). Sejauh ini, Efek Rumah Kaca telah meraih banyak penghargaan diantaranya MTV Indonesia Award 2008, Rookie Of The Year – Rolling Stone Indonesia Award 2008, Hot & Freaky 2008 (TRAX Magazine), Nominator AMI Award 2008, dan Clas Mild Music Hero 2009. (pr/bug)