Seperti kebiasaan tahunan, jelang bulan suci ramadan, pentas musik Indonesia akan dipadati dengan alunan tembang religi. Hampir semua artis, penyanyi dan kelompok musik berbondong-bondong meluncurkan album religi. Apakah ini berangkat dari idealisme atau hanya unsur bisnis belaka?

"Penyanyi lagu religius, muncul secara dadakan atau momentum saja, terutama setiap menjelang Ramadan karena faktor komoditas bisnis semata, bukan karena perubahan hidup ke arah lebih baik (Islami)," ujar pelantun tembang Tombo Ati, Opick.

Dalam pandangan penyanyi bernama Aunur Rofiq Lil Firdaus ini, unsur bisnis lebih terlihat dominan. Apalagi Indonesia yang mayoritas muslim merupakan pangsa besar untuk musik. Opick juga menyinggung, aksi membuat album religi seharusnya dilakukan secara kontinyu, tidak hanya Ramadan saja.

"Untuk mewujudkan musik Islami yang mampu menerjemahkan kehidupan Islami, tidak hanya dibutuhkan syair dan lagunya saja yang Islami, melainkan juga ada aspek lainya yang lebih dalam yakni spiritualitas dalam perilaku sehari-hari," ujar Opick usai mengisi acara Syimphoni Keagungan Islami di gedung Gelora Pancatjila, Surabaya, Rabu (30/07).

"Untuk perubahan, kita butuh musik Islami, film Islami, pengusaha Islami, dan kegiatan-kegiatan Islami," kata Opick.[an/it]