Bulan suci Ramadan ternodai dengan rusuhnya Konser musik bertajuk Safari Ramadhan dengan menghadirkan grup musik ST12 di Alun-Alun Kota Rembang, Jumat (5/8) malam.
Kericuhan dipicu oleh sebagian penonton yang sudah tidak sabar menyaksikan penampilan Muhammad Charly van Houten alias Charly dan kawan-kawan di atas pentas. Sehingga terjadi aksi saling lempar botol minuman mineral antar penonton.
Ironinya, geger itu terjadi ketika Ustadz Muhammad Fauzi Arkan dari Salatiga sedang memberikan ceramahnya kepada sekitar 10.000 penonton yang telah memadati Alun-Alun Kota Rembang sejak selepas shalat maghrib.
Untungnya, kericuhan tidak berlangsung lama karena aparat keamanan dari unsur Polisi, TNI, dan Satpol PP sigap meredakan suasana dengan mengamankan dua orang yang diduga sebagai biang ricuh.
Sementara itu Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menyesalkan ricuh antar penonton tersebut. Padahal organisasi otonom di bawah Nahdlatul Ulama itu sebelumnya telah menyampaikan sejumlah saran.
"Apalagi kericuhan terjadi saat Ustadz Muhammad Fauzi Arkan memberikan ceramahnya. Itu sangat kami sesalkan," kata Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Rembang, Sumarsono Sugeng, Sabtu (06/08).
Sebelumnya, GP Ansor Kabupaten Rembang memang menilai pentas musik yang digelar pemerintah kabupaten setempat saat Ramadhan tidak etis dan mengganggu ibadah umat Islam di bulan suci itu.
Pentas musik itu digelar di tengah semangat Pemkab menutup kafe dan karaoke selama Ramadhan adalah sebuah ironi, dan mengisyaratkan inkonsistensi kebijakan pemerintah kabupaten setempat. Mestinya pentas musik tidak digelar begitu saja.
"Kami juga sudah katakan bahwa pentas musik selalu identik dengan anak-anak muda dan memiliki kerawanan konflik yang tinggi. Apalagi digelar pada malam hari di saat sebagian umat Islam bertadarus di masjid yang berada tepat di sisi alun-alun," katanya.
Ia hanya berharap semua pihak bisa menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran, agar tidak terulang pada masa mendatang. [antara/it1]