Euphoria lagu-lagu bertema religi selama ramadhan dalam kancah musik Indonesia memang sangat terlihat. Namun, hal ini bagi komposer dan pencipta lagu Indonesia, Yovie Widianto, dianggap wajar. Menurutnya, bagi kelompok musik yang menyanyikan harus ada pertanggungjawaban moral dan agama dari syair yang dilantunkan.

“Apa yang kita nyanyikan dalam lagu bertema religi tentunya harus sesuai dengan tindakan dan ucapan. Oleh karena itu kami belum siap meluncurkan album religi,” terang Yovie Widianto, disela-sela Konser Ramadhan SCTV yang digelar di Parkir Timur GOR Sidoarjo, Selasa (16/9) malam.

Dalam kesempatan yang sama, vokalis grup band Nidji, Giring Ganesha mengatakan,  menciptakan dan menyanyikan lagu religi mempunyai konsekuensi tersendiri, khususnya pada perilaku.

Dikatakan Giring, dibutuhkan kesiapan mental bagi dirinya maupun personel Nidji lainnya untuk bisa berperilaku seperti lirik-lirik yang mengisi lagu religi yang mereka cipta atau yang mereka nyanyikan.

“Masak kita menyuruh orang salat lima waktu, tapi kita sendiri salatnya bolong-bolong, kan nggak pas,” timpal Ariel, gitaris Nidji.

Meski demikian, bukan berarti Nidji tidak ingin suatu saat nanti menciptakan lagu religi. “Kami berprinsip never say never, jangan pernah berkata tidak. Kami bukannya tidak mau membuat lagu religi. Kami mungkin akan membuatnya, tapi tidak untuk saat ini,” lanjut Giring.

Kendati tidak mengusung lagu religi, baik Yovie maupun Nidji merasa tembang yang mereka nyanyikan selama ini sarat pesan. Yovie meyakini, lagu bertema cinta juga mengandung unsur religius.

“Cinta itu datangnya dari Tuhan, dan cinta sesama juga menjadi bentuk tindakan mulia. Dan saat ini Yovie Nuno hanya bisa menyampaikan pesan religi itu dari lagu bertema cinta,” pungkas Yovie. [sur/it/foto;istimewa]