Perseteruan "rebutan" nama Noah makin memanas menyusul tuduhan Reza drummer Noah yang mengatakan band Noah asal Balikpapan mendompleng popularitas. Noah band dari Balikpapan merasa terkebiri dalam berkesenian, apalagi setelah RBT mereka dimentahkan oleh operator. Dalam press rilisnya, Kamis (11/10), Noah Balikpapan meminta perlindungan kepada Dewan Kesenian Balikpapan (DKB)  untuk menjadi mediator  i kasusnya dengan Noah eks Peterpan.

Ketua DKB H Darwis M Noor SH pun berjanji akan melindungi hak–hak berkesenian warga Balikpapan itu. Ditemui di salah satu hotel berbintang di kawasan Kuningan Jakarta, Rabu (10/10), mediasi yang juga didukung penuh Pelangi Enterprise, yang menaungi Noah Balikpapan, mereka berusaha mencari titik temu.

"Kami akan mensupport penuh produk yang kami naungi. Persoalan ini bukan permasalahan sepele. Ini pembelajaran untuk para musisi atas hak cipta nama," ujar Suhendra, Eksekutif Produser Pelangi Enterprise.

Menurutnya, Noah band Balikpapan  terbentuk pada 2009, atau jauh hari sebelum Ariel memproklamasikan nama band barunya dari Peterpan menjadi Noah band. Hal  ini dibuktikan dengan keberadaan akun Facebook Noah band Balikpapan, yang sudah ada sejak Ariel masih mendekam di penjara.

Noah band Balikpapan  yang digawangi Revie (vokal), Maman (gitar), Yudie (gitar), Dhava (bass) dan Rat (drumer), mengaku sangat direndahkan martabat mereka sebagai musisi karena dituduh mendompleng.

"Kami juga sangat sesalkan tidak ada etikat baik dari mereka untuk duduk bersama menyelesaikan masalah ini dan mencari solusi yang terbaik,” ujar Darwis.

Kuasa hukum Noah Balikpapan, Rabbana SH mengatakan jika  dalam waktu seminggu ini pihak mereka tetap tidak ada etikat baik, maka kami akan melakukan somasi dan melakukan langkah-langkah selanjutnya untuk mengembalikan hak-hak Noah Balikpapan.

Sampai saat ini belum ada tanggapan resmi dari pihak Noah eks Peterpan, termasuk dari pihak Musica Studio selaku label yang menaungi Noah yang dimotori Ariel. [pr/it1/foto:istimewa]