Band yang terbentuk 2005 ini, dari awal diawaki oleh Da’i [vocal], Rudy [drum], Ribon [gitar], Lycko [bass], dan Pujien [gitar]. Sebagai daerah, mereka memang kerap dianggap sebelah mata. Tapi coba simak prestasi terakhirnya, mereka menjadi Juara I Regional Bukittinggi di ajang A Mild Live Wanted 2007.
Band ini lahir dari pertemanan Ribon dan Lycko, saat mereka duduk di bangku SMP di Payakumbuh. Awalnya memang hanya untuk ‘senang-senang’ layaknya anak sekolah ketika itu. Sampai akhirnya mereka bertemu dengan personil lain hingga akhirnya memutuskan untuk serius bermusik. Serius disini, mereka yakin inilah jalan hidup mereka.
Bukan perkara mudah untuk solid. BLITZ juga mengalami yang namanya bongkar pasang personil. “Untungnya, pergantian itu tidak sampai mempengaruhi kekompakan BLITZ,” kata Ribon, personil kelahiran Payakumbuh 15 April 1985.
Untuk ukuran Sumatera Barat, BLITZ punya penggemar yang cukup fanatik. Meski mereka menyadari, itu bukan satu-satunya keuntungan ketika mereka masuk ke industri music yang sesungguhnya. “Paling tidak BLITZ sudah dikenal di daerah Sumatera Barat. Kami berharap, kami juga bisa diterima di daerah lain di seluruh Indonesia,” ujar Da’i, vokalis yang seorang dokter.
Kini mereka mencoba menembus level nasional dengan menyorongkan single ‘Masih Ada Aku’ sebagai pencahar telinga penikmat musik Indonesia. Pertemuan dengan musisi kawakan Ully Dalimunthe, yang kemudian menjadi music director band ini, menjadi titik awal BLITZ untuk meyakini pilihan bermusiknya.
Lagu ‘Masih Ada Aku’ yang diciptakan oleh Da’I ini bercerita soal hubungan cowok dan cewek yang putus, tapi keduanya sebenarnya masih saling mengharapkan. Digarap dengan sentuhan pop altenatif yang tidak ribet, lagu ini punya karakter musikalitas yang tidak bisa dipandang remeh. Kekuatan Da’i dengan range vocal tinggi dan lebar, memberikan ciri yang mudah dikenali, selain lagunya yang memang ear-catchy. Video klipnya digarap oleh Rico Marpaung dari Gong Pictures.
Munculnya BLITZ tentu bukan kebetulan semata. Mereka sadar, kalau tidak memberikan kemampuan yang maksimal, niscaya hanya numpang lewat. “Kami tidak ingin jadi band numpang lewat saja,” celetuk Pujie, gitaris kelahiran Payakumbuh, 11 Mei 1986. Harapan yang pasti mereka sadari betul resikonya.
Kini, BLITZ sudah bergerak ke tanah yang mereka impikan. Merangkul Blitz Squad ( sebutan bagi fans Blitz ) yang loyal juga impian mereka. So, bersiaplah menyambut letupan baru dari band asal Payakumbuh ini. Jangan kaget kalau kamu langsung ngefans. (pr/bug)