Unit electro-pop asal kota Malang, Atlesta, akhirnya merilis sebuah karya baru setelah setahun lebih hanya berkutat di studio dan panggung. Sebuah singel bertajuk "Pesona" sudah resmi dirilis secara digital sejak tanggal 8 Desember kemarin.
Sedikit berbeda dengan lagu-lagu dari 3 album sebelumnya: Secret Talking (2012), Sensation (2014), dan Gestures (2017), "Pesona" ditulis dalam bahasa Indonesia. Sebuah pekerjaan yang menurut Fifan Christa, sosok si balik nama Atlesta, ternyata tak mudah. “Ternyata bikin lirik Indonesia itu jauh lebih sulit dan sakral ya,” ujar Fifan dalam siaran persnya. "Lama banget ini saya bikin liriknya. Banyak sekali revisi saat mencari kata dan kalimat yang pas. Biar gak terkesan norak. Asli ini jadi pengalaman baru buat saya," imbuhnya.
"Pesona" mengangkat isu soal fenomena urban di era digital terkait pertumbuhan tehnologi dan media sosial. Dia memaparkan kalau tren ‘kecanduan’ media sosial sudah sangat berpengaruh pada kondisi psikis anak-anak muda saat ini. Hal ini sangat erat hubungannya dengan gelombang konten media sosial yang makin riuh, receh, sekaligus kejam.
Fifan mencermati perilaku para pengguna media sosial atau netizen. Menurutnya, orang-orang sekarang berupaya terlalu keras untuk bikin konten dan pencitraan di media sosial demi penambahan jumlah like dan follower/subscriber. Semua itu tampak pada aneka feed di Instagram, komentar di Facebook, vlog di YouTube, atau timeline di Twitter.
Pada sisi musikal, Fifan Christa mengaku belakangan ini sedang memakai pendekatan baru. Alasannya sederhana, karena dia mulai jenuh dan ingin bikin terobosan musik yang berbeda dari sebelumnya. Akhirnya, gaya musik di “Pesona” yang jadi kelinci percobaan. Lagu ini sengaja dibikin lebih ‘nge-rock’, rancak dan upbeat. “Ingin terdengar lebih nge-band lah. Malah sekarang rasanya saya kayak sedang bikin band baru lagi," pungkasnya.
Single “Pesona” dari Atlesta ini sudah bisa dinikmati melalui iTunes, Spotify, Apple Music, dan layanan musik digital lainnya. (pr/bug)