Band Nidji sudah beberapa kali menunjukkan kemampuannya menggarap lagu tema alias soundtrack dari sebuah film. Sebut saja film seperti Laskar Pelangi (2008), Sang Pencerah (Tuhan Maha Cinta), 5 Cm (Di Atas Awan, 5 Cm, Rahasia Hati, Tak Akan Pernah Mati), hingga kali ini empat lagu untuk film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di antaranya yaitu Sumpah dan Cinta Matiku, Terusir, dan Nelangsa. Nidji berencana merangkum keseluruhan 12 lagu soundtrack koleksi mereka tersebut dalam sebuah album khusus yang akan diluncurkan tahun 2014.
"Nggak terlalu buat nulis lirik. Kita bikin sesuatu yang timeless seperti apapun filmnya. Mungkin album soundtrack akan riis Januari atau Februari 2014," kata Giring saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, sabtu (14/12).
Nidji mengaku cukup pemilih dalam mengisi lagu tema untu sebuah film. Untuk Tenggelamya Kapal Van Der Wijck, misalnya, dimana Run-D menjadi salah satu pemainnya sekaligus pengisi scoring musik film, ditambah pengalaman sebelumnya dengan rumah produksi Ram Soraya yang membuat 5 Cm dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, serta catatan legendaris dari novel karya Hamka itu sendiri.
"Ceritanya kuat banget, kata-kata Hamka nggak diganti sama sekali. Kita nonton tiga jam waktu filmnya belum digrading dan belum ada sound, tapi kita nggak ada yang beranjak. Akting Junot dkk membuat kita jadi lebih gampang membuat lagu lebih bagus," ungkap Giring soal pembuatan soundtrack film romans tersebut.
Jika visual dan cerita filmnya sudah bagus, ditekankan Giring akan lebih mudah mendatangkan inspirasi. Menonton materi film mentah memang menjadi satu cara untu membuat soundtrack yang pas untuk filmnya. Proses pembuatan lagu pun bermacam-macam, ada yang sehari saja seperti Tuhan Maha Cinta, ada pula yang tiba-tiba tercetus seperti Laskar Pelangi saat Giring berada di kamar mandi.
Bekerjasama dengan para pembuat film yang luar biasa dari Mira Lesmana, Hanung Bramantyo, hingga Sunil Soraya, diakui vokalis Nidji ini patut disyukuri. Sutradara yang fokus memudahkan tugas pembuat lagu. Nidji selalu mengusahakan kemasan suara lagu untuk film tetap khas Nidji, namun notasi dan liriknya setia pada isi filmnya. Ariel, misalnya, bertugas di bagian editing menggunakan laptop di sela-sela jadwal kesibukan Nidji.
"Tahun depan kita juga isi soundtrack film dari Brunei Darussalam yang tayang di Asia Tenggara, yang main Reza Rahardian lagi di situ," ungkap Giring. [tra*/ven/c2/foto:istimewa]