Terjun secara total dalam sebuah Industri musik, salah satunya dilakoni oleh Piyu. Pemilik nama lengkap Satriyo Yudi Wahono melakoni banyak profesi sebelum akhirnya sukses dan terkenal di jagad musik Indonesia. Satu hal yang filosofi yang dia terapkan dalam karirnya adalah "selalu mendekatkan kepada "sesuatu" yang diinginkan secara sungguh-sungguh". Ya, mindset yang ada dalam fikirannya menjadi sebuah doa untuk mewujudkannya. Dan memang banyak mimpi yang pernah dibayangkan terkabul dengan mindset sukses yang kuat.
Pernah suatu ketika dia membayangkan konser dihadapan 30 ribu penonton, ini terwujud saat bandnya, Padi, dikontrak untuk tour keliling Indonesia. Dia juga pernah membayangkan membawakan lagu penyanyi idolanya, Iwan Fals, dan pada tahun 2000, ini terwujud dengan kolaborasi padi dan iwan fals saat Piyu menyodorkan "sesuatu yang Tertunda" untuk dinyanyikan bersama Iwan Fals.
Namun, jalan menuju sukses memang tidak semanis yang dibayangkan. Kejadian yang kurang menyenangkan seriing kali dialami Piyu; dari ditipu sampai di lecehkan. Sebelum dikenal banyak orang, Piyu pernah bekerja sebagai tukang antar buah, montir di Bengkel mobil (tidak digaji), penyiar radio hingga teknisi gitar untuk sebuah group band besar.imi
Cita-citanya yang kuat, didukung dengan sikap optimisme dan tidak lekas menyerah membentuk Piyu menjadi pribadi yang tahan banting. Satu lagi yang tidak bisa dilepaskan dari kepribadian Piyu adalah sikapnya yang setia kawan, sayang keluarga, dan menghargai kemampuan/skill orang-orang disekitarnya untuk mencapai sukses bersama.
Sejak kecil, bakat Piyu memang sudah terlihat. Kepiawaiannya bernyanyi dan main alat musik sudah dilakoni sejak umur 4 tahun. Dalam usia yang sangat dini itu, Piyu malah sudah mencipta sebuah lagu berjudul "Tuyul"
Bakat yang diasah ditengah pergaulan bersama teman-temannya yang memiliki keinginan yang sama menjadi modal Piyu untuk menggapai Sukses. Dalam perjalanan masa itu, Piyu mengenal sejumlah seniornya yang juga berada digaris yang sama sebagai musisi, seperti Ari Lasso, Ahmad Dhani, dan lain sebagainya. Singgungan inilah yang mengawal karirnya mencaai prestasi puncak, memiliki band dan sebagai produser bagi band baru (yunior).
Kisah perjalanan karir Piyu secara lengkap diuraikan dalam bukunya berjudul "PIYU, From The Inside Out: Lrife Passion, Dreams and His Legacy". Buku karya Adib Hidayat (AH) ini .tergolong cukup komplet. Riset foto dan dokumentasi yang dimiliki Piyu dan orang-orang dekatnya cukup baik. Meski garapan desainnya cukup baik, namun untuk format buku otobiografi setebal 164 halaman dinilai kurang. Dengan kontent yang cukup banyak, seharusnya format buku ini bisa menjadi lebih eksklusif dalam hal seni desain.
JIka dibandingkan dengan buku otobiografi sejenis yang pernah digarap AH, group band Gigi misalnya, buku Piyu terasa masih kurang elegan. Pengembangan konten yang bersifat teknis seperti pemaparan Piyu tentang proses pembuatan lagu, termasuk uraiannya tentang sound system, sebetulnya menjadi materi yang baik untuk menjadikan buku ini menjadi lengkap (total). Bahkan, menurut hemat penulis, eksistensi Piyu di kancah musik Indonesia bisa diperkuat dengan sebuah sharing ilmu kepada para calon musisi muda yang ingin terjun dalam industri musik. Bukan hanya sharing tertulis, namun ditampilkan visualnya. Salah satunya adalah melengkapi bukunya dengan video (DVD); dengan kontent konser Padi, proses membuat lagu, hingga teknik mengolah sound ala Piyu untuk diketahui para penikmat musik atau musisi muda yang ingin eksis.
Singkatnya, sangat disayangkan jika membuat buku dengan konten cukup namun "nanggung" dalam eksplorasi. Sehingga kesan "Legacy"nya tidak kena. [SR lysthano
penikmat musik & Kolektor yang suka menulis]