Adalah sebuah tantangan untuk memadatkan cerita berabad dalam pagelaran berdurasi dua setengah jam lebih. Ini lah yang dirasakan oleh tim kreatif Dharma Gita Maha Guru 2012 yang diselenggarakan 13 – 15 Juli 2012 di Gedung Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki Jakarta. Pementasan ini merupakan persembahan Marhaen Production bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Soekarno dan Universitas Bung Karno.

Alhasil hanya cuplikan-cuplikan cerita saja untuk merangkum kisah Bung Karno dari lahir, masa kecil, masa sekolah, masa perjuangan kemerdekaan, masa menjadi presiden sampai dengan akhir hayatnya. Rahmawati Soekarnoputri bertindak sebagai produser dan sutradara. Kisah dipadukan dengan tari, baik modern maupun tradisional, serta lagu, yang terbagi dalam pembukaan, 20 Adegan, serta penutup.

Anjasmara didaulat menjadi Bung Karno. Sementara Widyawati dipercaya menjadi Fatmawati. Ada banyak pesohor dan seniman yang turut serta dalam pementasan ini. Emma Waroka, Iwa K, Sudjiwo Tedjo, Titiek Puspa, serta Prabu Revolusi. Tampilnya Tarzan dan Kadir dengan leluconnya membantu menurunkan pentas yang "serius" ini menjadi sedikit "cair". Saipul Jamil pun turut ambil bagian dalam peran kecil menyanyikan sebuah lagu dalam adegan pertemuan Soekarno dan Fatmawati. Norman Camaro turut tampil pula dalam adegan menari bersama Korps Brimob Mabes Polri dengan iringan lagu "Chaya Chaya" yang menjadi gerbang pengantar Norman ke dunia hiburan.

Menarik ketika kedatangan penjajah Belanda ke Indonesia digambarkan dengan sebuah kisah pewayangan. Dalam lakon yang diperankan dengan baik oleh Wayang Orang Bharata, diceritakan Indonesia adalah seorang Dewi Shinta yang direbut oleh Rahwana (Belanda) dari tangan Rajawali Nusantara. Kedatangan Portugis disertai aksi tarian flamenco, yang sebenarnya kurang tepat, karena tarian tersebut berasal dari Spanyol. Begitu pun kedatangan Belanda disertai tarian dengan lagu "Hips Don't Lie" yang dipopulerkan Shakira, tentu tidak sesuai dengan musik berirama latin.

Paduan Suara Universitas Bung Karno dengan megah menyenandungkan lagu-lagu wajib nasional maupun lagu populer lainnya. Lab Musik Jakarta beserta Yoyo SW dan Orchestra Octave Hook mewarnai pementasan dengan musik gubahan mereka. Namun perlu dipertanyakan pula, mengapa lagu-lagu era 90-an dipilih untuk dibawakan dalam pementasan bersetting era 40 – 60-an ini. Akan lebih menarik bila membuat aransemen khusus untuk Dharma Gita Maha Guru 2012.

Patut diperhatikan pula, ada beberapa adegan yang dirasa terlalu panjang dan tidak akan mengganggu bila dihilangkan. Contohnya adalah adegan tarian yang mewakili negara-negara Non Blok. Namun secara keseluruhan, semangat untuk mengenalkan kembali Bung Karno kepada kaum muda adalah upaya yang sangat berarti. Seperti yang disampaikan oleh Rahmawati Soekarnoputri,""Saya harap ini bisa jadi tontonan sekaligus tuntunan."

[Yose/IT/foto:Yose]