Sebagaimana galibnya sebuah pertunjukan musik, encore tampaknya menjadi trik basi yang kerap dilakukan oleh penampil. Penonton memaksa dengan meneriakkan “we want more” berulang kali. Kemudian bisa ditebak setelah sempat silam musisi akan muncul kembali ke atas panggung untuk membawakan beberapa lagu. Salah satunya bisa jadi lagu yang paling terkenal, namun belum dibawakan di dalam konser tersebut.
Ada yang berbeda dalam konser The Cardigans yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan Jakarta pada Selasa, 14 Agustus 2012, malam. Ribuan penonton berulang-ulang berteriak ,”Carnival… Carnival… Carnival,” bukan we want more. Karena grup asal Swedia tersebut belum membawakan lagu yang masuk di album Life tahun 1995.
Magnus Sveningsson (bass), Bengt Lagerberg (drum), Lars-Olof Johansson (keyboard) dan Nina Persson (vokal), serta Oskar Humlebo (gitar) menggantikan Peter Svensson yang berhalangan hadir kemudian membawakan lagi tiga lagu. “Give Me Your Eyes”, “Rise And Shine” serta “Communication”. Ini adalah kali pertama Oskar memainkan “Rise And Shine” dan pertama kali lagu yang ada di album Emmerdale ini dinyanyikan dalam sebuah tur.
Setelah ketiga lagu tersebut rampung dibawakan, The Cardigans memberikan salam dengan membungkuk. Kemudian kembali mereka silam sebagai tanda konser yang digelar LOUD Production telah usai. Penonton terang saja “protes” dengan kembali meneriakkan meminta “Carnival” dibawakan. Sampai akhirnya Tennis Indoor Senayan Jakarta terang benderang, baru penonton menyerah untuk kemudian bubar.
Konser bertajuk Gran Turismo ini menghamburkan lagu-lagu di album yang rilis tahun 1998 dan terjual 3 juta kopi di seluruh dunia. Di tujuh lagu awal, penonton lebih memilih diam menikmati. Namun ketika intro yang sangat akrab di telinga sebagai pembuka “My Favourite Game” dimainkan, sontak ribuan penonton bersorak girang.
Nina sempat pula meniup harmonika sebelum menyanyikan “For What It’s Worth”. Kembali suasana pecah ketika lagu yang mempopulerkan The Cardigans ke seluruh dunia berkumandang. “Lovefool” yang sempat menghiasi soundtrack film William Shakespeares Romeo + Juliet arahan sutradara Baz Luhrmann ini sukses mengundang koor massal.
Kelima personel The Cardigans tidak banyak melakukan tingkah liar di atas panggung. Nina sesekali menari kecil dan sempat bersandar pula di punggung Magnus yang tengah memainkan bass. Bengt tetap setia berada di belakang perangkat drum. Lars selain mengeluarkan nada lewat keyboard, turut pula bermain gitar di beberapa lagu serta menyapa penonton. Sementara Oskar, meski berstatus pengganti Peter, namun tetap memberikan permainan yang terbaik serta pula menjadi penyanyi latar.
Tata suara tidak mengalami masalah berarti dan sangat bersahabat dengan telinga penonton. Tata cahaya disesuaikan dengan lagu yang tengah dibawakan seolah menggambarkan mood lagu tersebut. Cahaya biru menghiasi ketika lagu-lagu bernuansa “suram”. Sebaliknya terang benderang cahaya ketika lagu-lagu bernuansa “dinamis” dibawakan.
Meski tanpa “Carnival”, konser band yang terbentuk tahun 1992 dan tidak pernah bongkar pasang personel ini tetap meninggalkan kenangan yang sukar ditepis. Akan kah mereka kembali lagi menggelar konser di Indonesia dan membawakan “Carnival”? Tentu saja hal tersebut menjadi harapan penonton yang hadir. Semoga The Cardigans tidak kembali memutuskan untuk hiatus lama atau malah bubar. I don't care if you really care…as long as you don't go…So I cry, I pray and I beg
[Yose/IT/foto:Ade Branuza/StageID]