3 Mei yang telah lampau, Harvey Malaiholo genap memasuki usia 50 tahun. Berbagai prestasi telah terpatri dalam kehidupan berkesenian yang dijalani lebih dari separuh hidupnya. Tahun ini mencapai tahun ke-35 pemilik nama lengkap Harvey Benjamin Malaihollo ini menghiasi belantika musik Indonesia dengan suara emasnya.

Pada Kamis, 27 September 2012, malam, sebuah pagelaran untuk merayakan 35 tahun Harvey berkarya pun dihelat di Plenary Hall Jakarta Convention Center. Sebuah pagelaran sederhana, namun menghasilkan keindahan yang memukau ribuan hadirin. Konser ini diadakan sebagai tanda terima kasih atas dukungan sahabat dan penggemar. Untuk itulah "Tetaplah Bersamaku" diangkat menjadi tajuk konser.

Tak pelak, gelar Macan Festival yang ditahbiskan padanya terpancar malam itu. Lihatlah bagaimana Harvey dengan kualitas vokal mumpuni diimbangi pula penguasaan panggung yang baik. Di panggung hanya ditemani oleh Andi Rianto yang setia mengiringi dari awal sampai akhir dengan permainan pianonya. Tentu tidak hanya berdua saja, di balik bentangan layar LED di belakang mereka ada pula Magenta Orchestra.

Bukanlah hal mudah untuk memilih lagu-lagu dari sekitar 27 album yang telah dilahirkan Harvey. "Terima Kasih Cinta" hasil karyanya sendiri dipilih sebagai lagu pembuka untuk menyapa penonton. Tidak ada iringan musik, melainkan suara Harvey saja yang menghiasi tiap sudut Plenary Hall. Selanjutnya tembang-tembang nostalgia yang akrab di telinga berturut-turut dibawakan.

Keluarga besar Harvey adalah keluarga pecinta musik. Tak heran musik menjadi bagian dalam hidup mereka. Bram Titaley, kakeknya, merupakan generasi awal yang menurunkan gen penyanyi di keluarga. Sang ibu, Maudy Titaley, melahirkan Harvey ke dalam keluarga pecinta musik. Disokong oleh ayahnya, Daniel Benjamin Malaihollo, yang meracuni Harvey sedari kecil dengan koleksi rekaman dari penyanyi-penyanyi terkenal.

Setelah menjadi seorang penyanyi, darah seni kembali terwariskan. Dua anaknya, Joshua Benjamin dan Benjamin Joshua, pun mahir dalam mengolah nada. "Menyanyikan lagu ini tidak seberat menyanyikan (sebanyak) 12 lagu," ucap Harvey setelah selesai menyanyikan "Permata Hatiku". Kedua permata hatinya mengiringi sang ayah menyanyi dengan memainkan gitar dan cajon. Keturunan keluarga pecinta musik yang lain pun dihadirkan. Keponakan-keponakannya, Mikha Tambayong, Putri, Ayu dan Satria, berharmonisasi vokal dengan sang paman di lagu "Selamat Datang Cinta".

Penyanyi yang sempat beradu akting dengan Rano Karno di film Pelajaran Cinta (1979) ini sempat pula menggoyangkan badan menari. Adalah Rafael, Rangga, Morgan, Bisma, Dicky, Reza, dan Ilham yang tergabung dalam SM*SH yang "menantang" Harvey untuk menari. Tantangan diterima. Penonton pun riuh melihat kolaborasi dua generasi tersebut.

Diajak serta penyanyi-penyanyi muda oleh Harvey adalah sebuah upaya untuk menghilangkan batasan-batasan dalam bermusik. "Kita harus bersatu untuk musik Indonesia," tuturnya. Mike Mohede pun turut pula serta bersanding dengan legenda hidup musik Indonesia tersebut.

Tak ingin melupakan rekan "seangkatan", Harvey mengajak serta Bobby Willem Tutupoly atau lebih dikenal Bob Tutupoly. "Saya tidak menyangka kamu akan seperti ini," ucap Bob bangga seraya meramalkan Harvey akan tetap ada menghiasi musik Indonesia selama 20 tahun ke depan.

"Begitulah Cinta" adalah sebuah lagu duet penyanyi peraih Best Performer di The 17th World Pop Song Festival Tokyo Jepang ini dengan Sheila Madjid pada tahun 2000. Namun karena jam terbang keduanya sangat tinggi, selang 12 tahun kemudian dua sahabat ini bisa menyanyikannya bersama di atas panggung pada malam itu.  

Ada dua orang yang dianggap paling berjasa dalam kehidupan bermusik Harvey. Mereka adalah almarhum Elfa Secioria dan Indra Safera. Penghormatan diberikan dengan menyanyikan "Masih Ada Asmara" karya Indra Safera dan "Seandainya Selalu Satu" karya Elfa Secioria.

Tentu tak melupakan dukungan sahabat dan penggemar yang telah ada selama pasang surut 35 tahun perjalanan karir Harvey. Dihampirinya barisan penonton. Disapanya setiap orang yang dilihat. Vina Panduwinata, Ruth Sahanaya, serta Glenn Fredly tak hanya disapa namun "dipaksa" pula untuk menyanyikan sebait lagu. Banyak sahabat yang hadir, meski luput disapa namun kehadiran mereka sangat berarti bagi Harvey.

"Saya akan menghampiri semua yang ada di JCC malam ini," ujar Harvey. Dihampirinya penonton dengan lagu yang merupakan hasil karyanya sendiri, "Im Still Here", sebagai tanda terima kasih dan kerendahan hati. Karena  bagi Harvey, tanpa dukungan mereka tidak akan ada artinya. Selalu jujur untuk berkarya dengan hati adalah kunci utama membuat karyanya dicintai oleh banyak orang.

Panggung pagelaran terhitung sederhana. Tidak pula disertai aksi meloncat dan berlari di atas panggung. Melainkan mengutamakan pada kualitas suara dan kesederhanaan konser. "Dengan kesederhanaan, namun bisa membuat sesuatu yang indah," ucap Harvey merendah.

Konser 35 tahun "Tetaplah Bersamaku" membuktikan bahwa "cakar" sang Macan Festival masih tajam mencengkeram di ranah musik Indonesia.

[Yose/IT/foto:Yose]